Bikin Lagu Sendiri, Adelia Rilis “Bisakah Ku Bertahan”

DUNIA musik dan rekaman di Bali seakan tak pernah sepi dari pemunculan bakat-bakat baru yang mengagumkan. Salah satunya Adelia Alika, penyanyi belia yang baru saja merilis lagu berbahasa Indonesia berjudul Bisakah Ku Bertahan.

“Lagu ini Adel ciptakan sendiri, tentang seseorang yang ditinggalkan oleh sosok yang sangat berharga di dalam kehidupannya. Nah, apakah dia bisa bertahan tanpa sosok tersebut? Pastinya hidup yang dia jalani akan lebih sulit dari sebelumnya,” jelasnya.

Lewat lirik yang disusunnya, Adelia berharap lagu ini mampu mewakili atau menyampaikan perasaan siapapun yang sebenarnya sulit untuk disampaikan kepada orang yang yang disayangi.

“Adel ingin mempunyai karya yang bisa menginspirasi anak milenial dan dapat diterima di kalangan penikmat musik,” jawabnya ketika ditanya hal apa yang kuat mendorongnya untuk rekaman.

Untuk mewujudkan rekamannya kali ini, Adelia didukung Sila dari Silahome Studio sebagai produser sekaligus arranger. Urusan video klip dipercayakan kepada Kadek Dwi Murjiana (Pandarel). Saat ini Bisakah Ku Bertahan sudah bisa didengarkan di sejumlah platform musik digital, sedangkan video klip akan menyusul ditayangkan dalam waktu dekat di bulan ini.

Sebelumnya, remaja 14 tahun ini sudah pernah merekam lagu pop berbahasa Bali Tresna Meme lan Bapa ciptaan Agoes Zally di tahun 2019, berkolaborasi dengan band Keep Rock. Adelia juga membuat beberapa cover song penyanyi nasional yang ditayangkan di kanal Youtube-nya sendiri.

Selain sebagai penyanyi, putri pasangan Julisman (Sumatra Barat) dan Luh Putu Sri Ariati (Buleleng, Bali) ini juga seorang pemain biola yang sudah berlatih sejak umur 6 tahun. Di luar prestasi akademik, siswi kelas II SMP ini memang punya prestasi di bidang musik pula. Salah satunya pernah bergabung di konser Internasional Bach in Bali.

“Kami sebagai orang tua sangat men-support Adel dalam bermusik. Kami berusaha memberikan Adel wadah untuk mendalami musik hingga mendukungnya dalam membuat karya yang positif dan dapat menginspirasi masyarakat terutama generasi milenial,” demikian sang ibu, Sri Ariati. (231)

About the author