
CUKUP lama tidak merilis lagu sendiri, Kandaji muncul lagi dengan tembang “Sing Tuah di Munyi”. Kabarnya, lagu ini ia dapat secara cuma-cuma dari sang pencipta, Dewa Mayura, sebagai hadiah atas selesainya Pendidikan sarjana putri Kandaji di luar daerah.
“Iya, video klip lagu ini dibuat di luar pulau, tepatnya di kota Surabaya. Kebetulan saya berada di sana untuk menghadiri upacara wisuda putri saya. Seperti kata pepatah, sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Jadi sekalian saja…” ujarnya.
Dikatakan, sebetulnya niat membuat video klip di pulau Jawa sudah ada sejak lama, namun belum ada lagu yang pas. Ketika Dewa Mayura memberinya lagu, bak gayung bersambut, pas sekali. Lagu ini bercerita tentang kesetaan sepasang kekasih yang terpisahkan oleh jarak karena berbeda pulau. Cinta yang terpisahkan oleh lautan akhirnya berpadu jua saat keduanya bertmu di terminal Bungurasih, Surabaya.
“Lagu ini hanyalah hiburan saja. Sekaligus untuk menambah koleksi lagu produksi Kandasuta Record. Video klip digarap di kota Surabaya dan saat penyeberangan dari Gilimanuk-Ketapang. Meski melelahkan, saya berusaha menyelesaikan video yang sekiranya dapat mewakili isi lagu,” jelasnya.
Penyanyi juga musisi sekaligus produser rekaman asal Semarapura, Klungkung, ini sudah mulai aktif di jalur musik sejak awal 2000-an. Ia pun sempat merilis satu album kompilasi bersama grup Semara Gita.
Cukup lama vakum di musik, awal tahun 2020, pria bernama lengkap Ngakan Putu Martawan ini mengaktifkan kembali Kandasuta Record untuk mewadahi penyanyi-penyanyi pendatang baru di belantika musik pop Bali. Selain itu ia pun merilis beberapa lagu sendiri antara lain “Sebeng Layuk”, “Mojok Angkringan”, dan “Langgeng Semaya”. (231)