Sandi Gaet Widi Widiana Dukung “Mejalan”

Sandi Lazuardi dan Widi Widiana

MUSISI juga penyanyi Sandi Lazuardi mengeluarkan rekaman solo lagi. Pemain biola di Joni Agung & Double T ini tetap setia dengan musik reggae di lagu terbarunya, “Mejalan”. Istimewanya, kali ini ia didukung penyanyi pop Bali kawakan, Widi Widiana.

“Saat lagu ini saya ciptakan, sudah terbayang jelas seseorang yang begitu ingin saya ajak berkolaborasi. Siapa lagi selain legenda musik pop Bali idola saya sejak kecil, Widi Widiana,” cerita Sandi.

Tak perlu waktu lama untuk mendapatkan jawaban dari Widi Widiana. Namun ternyata Sandi cukup lama atau sekira tiga tahun menunda-nunda keinginannya membuat rekaman duet ini hanya karena merasa tak percaya diri, insecure.

Ketika ditanya mengapa harus insecure, Sandi memaparkan begitu kuat rasa kurang percaya diri. Apalagi awalnya ia bukan dari lingkungan penyanyi. Sandi beraktivitas sebagai guru les biola di Balawan Music Training Centre (BMTC) yang dikelola Wayan Balawan. Selanjutnya ia mengajar privat di Pregina.

“Jadi nggak kepikiran mau jadi artis. Sekarang sih yang ada rasa lega setelah menunda tiga tahun karena insecure. Kalau sekarang beban mental sudah hilang, nggak menunda-nunda lagi, nggak perfectionist lagi,” ujar Sandi.

Ia pun mengaku kini yang ada malah rasa syukur bagaimana respon Widi Widiana mau menerima tawarannya tanpa ada sesuatu apapun, selain ketulusan hati untuk saling dukung antar musisi. Karena itulah, ia menilai Widi Widiana memang panutan kalau soal kerendahan hati.

Lagu “Mejalan” mengisahkan seorang sahabat yang dalam status sosialnya belum menjadi pilihan terbaik bagi pasangannya. Karena itu keikhlasan melepas untuk yang orang dicintai mendapatkan kebahagiaan. Di lain ada tanya dalam hatinya, mengapa tak ada kesempatan baginya untuk membuktikan bahwa kasih sayangnya. Hingga keputusan tiba-tiba dari orang tersayang membuatnya depresi, sedih mendalam, namun akhirnya ikhlas menerima pilihan sang kekasih.

“Kisah ini mengajarkan begitu rapuhnya sebuah komitmen. Hanya karena pertimbangan-pertimbangan yang kasat mata, komitmen itu hilang sekejap mata. Inilah yang membuat kita bersyukur untuk cinta yang kita miliki saat ini. Bahwa masih ada cinta yang berkomitmen mengasihi kita dalam kekurangan dan kelebihan kita. Itu adalah sebuah anugerah,” demikian Sandi. (231)

About the author