
TAK mau kehilangan momentum bulan kasih sayang, penyanyi remaja Gung Mas Pemayun merilis rekaman terbaru. Tidak tanggung-tanggung, ia merilis dua lagu sekaligus. Satu lagu duet Bersama Deva Kastara ”Demen-Demen Takut”, satunya lagi solo “Kadung Cinta”.
Jika “Demen-Demen Takut” sudah dirilis dalam format video musik bertepatan saat Valentine lalu, “Kadung Cinta” akan dirilis berbarengan dengan pentas khusus di Happy Puppy Denpasar, 25 Februari mendatang.
“Saya nggak expect rilis dua lagu langsung. Satunya rilis video musik, satunya lagi rilis di radio dan platform digital. Sempat ragu sih, tapi ya sudah, gass saja,” ujar Gung Mas kepada mybalimusic.com.
Penyanyi yang aktif berkarya sejak empat tahun terakhir ini mengaku lumayan berat juga merilis dua lagu berbeda dalam waktu berdekatan.
“Tapi let it flow, biarkan mengalir saja seperti air,” kilahnya.
Ia pun berharap kedua lagu barunya bisa diterima masyarakat Bali bahkan Nasional. Ia pun mengatakan sebelumnya mencoba untuk mencari tahu, seperti apa genre musik yang lagi hype di kalangan anak muda, juga di kalangan dewasa dan sebagainya. Ini pula alasan mengapa ia kerap mengeluarkan beberapa lagu yang bisa dibilang genre-nya berbeda.
“Yang pasti kedua lagu yang dirilis ini punya keistimewaan masing-masing. Kalo lagu solo mas lebih ke arah pop Bali modern. Kalo lagu duet mungkin genre-nya masih kayak lagu-lagu pop Bali umumnya,” jelas Gung Mas.
Ini kali kedua, Gung Mas duet Bersama Deva Kastara. Belum lama, keduanya muncul dengan lagu “Saling Satya”. Deva Kastara mengatakan senang bisa duet lagi dengan Gung Mas Pemayun.
“Kalau di lagu duet pertama kami masih kelihatan malu-malu atau kaku dalam berakting di zona nyaman, nah di lagu kedua ini kami ditantang untuk melakukan adegan yang lebih romantis,” ceritanya.
Deva tak memungkiri, awalnya masih terbayang-bayang video klip yang pertama atau masih malu-malu. Namun seiring waktu ia dan Gung Mas bisa lebih santai menjalankan arahan sutradara.
“Sedikit tidaknya Deva juga belajar cara menyatukan sisi satu sama lain, dan tentunya saling mengerti satu sama lain untuk menghasilkan karya yang terbaik,” demikian Deva. (231)
