
PENGALAMAN pertama pentas di luar negeri yang berjalan lancar dan mendapat sambutan bagus, bagi Soul dan Kith pantas untuk dirayakan. Maka sepulang dari Jepang, akhir pekan lalu mereka menggelar ‘perayaan’ sekaligus menandai penayangan perdana video musik “Huretoy Kor Kamuy” atau kalau diterjemahkan menjadi “The Spirit Tanah Merah”.
“Pengalamannya menyenangkan, asyik,” komentar Michael Perwira bersama Aik, personel Soul dan Kith di sela-sela penampilan mereka di Gentleman Garage, Denpasar, Kamis pekan lalu.
Meskipun awalnya mengaku dag dig dug juga sembari menerka respons publik di Jepang, Aik dan Michael percaya diri saja. Maka 8 kali tampil di Saga Music ARC Festival, di Hokaido, Jepang, dapat dilewati dengan baik. Menariknya pula, karena membawakan lagu yang sebagian liriknya menggunakan bahasa Ainu, penonton menjadi lebih antusias.
“Yak karena bahasa Ainu sendiri tidak semua orang Jepang yang tahu, apalagi menggunakannya. Karena itu banyak juga yang tidak menduga kami membawakan lagu dengan bahasa Ainu. Mungkin kami musisi pertama di luar musisi Jepang sendiri yang menggunakan bahasa Ainu sebagai lirik lagu,” cerita Aik.
Berawal dari itu pula Soul dan Kith dapat menjalin komunikasi dengan sejumlah musisi setempat. Mereka pun mendapat masukan berharga untuk “Huretoy Kor Kamuy”.
“Dari pengalaman tampil kemarin pula, setelah beberapa pembicaraan, mengingat festival Saga adalah even tahunan, ada kemungkinan kami akan diundang tampil lagi,” tambah Michael.
Selama seminggu lebih berada di Jepang juga dimanfaatkan oleh Soul and Kith bersama tim untuk mengambil sejumlah stok gambar untuk video musik “Huretoy Kor Kamuy”. Setelah “sukses” menggarap lagu dengan menggabungkan bahasa asing ke dalam lagu, Aik mengatakan ke depan ada rencana untuk melakukan hal serupa.
“Cuma kali ini bukan bahasa daerah di luar negeri, tapi lebih ke bahasa daerah tertentu di Indonesia,” demikian Aik. (231)
