
CUKUP lama tidak merilis rekaman, band hardcore asal Denpasar Bali, Lorong, merilis single berjudul “Tajam”. Lagu yang diperdengarkan ke public sejak dua pekan lalu melalui kanal digital platform milik mereka ini menjadi penanda kembalinya Lorong berkarya di skena musik Bali.
“Tajam” muncul berselang cukup lama setelah rilis album “” delapan tahun silam. Berbeda dari lagu-lagu mereka di album pertama, “Tajam” lahir dari racikan masing-masing personil yang memasukan unsur thrash metal ke dalam balutan hardcore berat ala beatdown, disertai sing along di bagian reff lagu, namun dengan benang merah yang masih tetap terjaga di musik ala Lorong.
Menariknya, lagu “Tajam” yang menggunakan Bahasa Indonesia untuk lirik lagunya, mengambil filosofi atau makna dari Hari Raya Tumpek Landep di Bali. Sekaligus sebagai ungkapan terima kasih terhadap anugerah berupa ketajaman diri. Ketajaman manusia dibentuk dari kerasnya tempaan dalam berproses pembelajaran kehidupan, seperti pisau yang dibakar dan ditempa, lalu melalui pengasahan berkali-kali untuk menjadi tajam.
“Manusia layaknya mempunyai kendali penuh atas ketajaman dirinya, ketika manusia lepas kendali atas ketajamannya, maka akan memberikan dampak buruk terhadap dirinya sendiri,” ujar Gustra, vokalis Lorong.
Ditambahkan, single “Tajam” sejatinya merupakan single pemantik sekaligus penyemangat untuk kembali berkarya ke tahap selanjutnya, yakni sebuah album baru. Untuk pengerjaan artwork Tajam dipercayakan kepada Pzychopart aka Eka Saputra yang mempresentasikan single “Tajam” dengan manusia yang tertutup matanya hampir menusuk dirinya dengan pisau yang meragakan kendali atas diri. Kemudian api yang berkobar mewakilkan proses pembelajaran hidup.
Saat ini Lorong masih didukung formasi Gustra (vokal), Bayu Suwirya (gitar), Mangkuyasa (gitar), Bonchu (bass), dan Pasek (drum). (231)