
MESKIPUN awalnya dibentuk sambil lalu untuk jamming, mengisi aktivitas di sela-sela situasi pandemi, grup musik Jalan Tengah membuktikan kalau mereka serius berkarya, bukan hanya iseng. Sebagai bukti, tepat setahun setelah merilis mini album, akhir pekan kemarin Jalan Tengah meluncurkan album penuh pertama yang berjudul “Garis Putih”.
“Kami serius dengan band ini. Buktinya ya rekaman album ini,” kilah Bagus, vokalis sekaligus pemain bass Jalan Tengah.
Keseriusan yang dikatakan Bagus, dibenarkan personel Jalan Tengah lainnya, Made Rembo (gitar), Mangde (drum), dan Gus Budi (gitar). Selama setahun ini mereka mempersiapkan dan menggodok materi album. Menurut Mangde, keseluruhan materi sudah selesai direkam November lalu. Berikutnya mematangkan konsep album mulai dari penggarapan artwork, cover album, hingga pembuatan video klip.
“Untuk cover beberapa kali mengalami revisi cetak, hingga mendapatkan hasil benar-benar sesuai yang kami inginkan,” tambah Made Rembo.
Keputusan untuk juga merilis “Garis Putih” dalam bentuk fisik berupa CD audio, tak hanya secara digital melalui berbagai platform musik online, juga setelah melalui berbagai pertimbangan. Salah satunya, banyak penggemar yang ingin memiliki rekaman secara fisik sebagai koleksi. Karenanya Jalan Tengah pun berencana tak sekadar melepas keping CD saja, namun juga merilis boxset dengan item yang dijkatakan akan menjadi special dan berbeda, belum pernah dilakukan grup lain yang merilis boxset.
Judul album “Garis Putih” diambil dari sebutan untuk penggemar Jalan Tengah, bukan salah satu judul lagu yang terangkum di dalamnya. Ada 14 lagu di album ini, 9 lagu baru yakni Euforia, Warna Warni, Get Out, Menuju Pelangi, Dunia Baru, Hening, War Game, Encourage, Teduh, dan 5 lagu dari mini album “Animo”, yakni Cincin Kayu, Friday Night, Animo, Manusia Srigala, dan Selamat Tinggal.
“Kami sengaja mengatur urutan penempatan lagu di album ini untuk membuat alur yang pas, ada yang temponya kencang, ada juga yang medium,” kata Bagus.
Meskipun memainkan musik rock, seluruh personel Jalan Tengah tak memungkiri kalau mereka sengaja menampilkan lagu yang lebih simpel, enak didengar, dan mudah diikuti. “Ya kami juga harus menyadari untuk band dengan personel seumuran kami, harus bisa ukur kemampuan juga. Kami memikirkan untuk merekam lagu yang kalau nanti dimainkan di panggung, kami masih sanggup. Jangan sampai lagu belum habis kami sudah nggak kuat,” kilah Made Rembo sembari tertawa.
Jalan Tengah berawal pertengahan 2020, ketika Made Rembo bertemu Om Bagus yang hendak menyesuaikan jaket kulit. Setelah bertemu untuk kesekian kali, akhirnya muncul ide untuk jamming. Mangde pun diajak bergabung untuk mengisi drum. Mangde mengiyakan dan mengusulkan satu nama lagi, Agus Budi untuk ikut bergabung. Setelah sempat tampil di dua acara, akhirnya diputuskan untuk membuat karya sendiri, agar tidak terus membawakan lagu band lain.
Meskipun sebelumnya masing-masing personel sudah punya pengalaman bermusik dengan band masing-masing, Bagus yang juga dikenal sebagai personel band Netral mengatakan perjalanan mereka kali ini bukanlah sebuah kompetisi. Tidak perlu mengumbar keberhasilan masing-masing. “Ini adalah Kami, dan kami adalah Jalan Tengah. Kami berkarya dengan suka, cinta dan tentunya percik siraman hangatnya arak suci Ibu Pertiwi yang merestui terciptanya karya kami ini,” tandasnya. (231)