“Cinta”, Jaya Wijaya Beralih Ceria

Jaya Wijaya

BEBERAPA kali merilis rekaman lagu pop Bali baik lagu sendiri maupun cover, Jaya Wijaya lebih sering membawakan lagu-lagu melankolis atau berirama sendu. Namun di karya terbarunya, satu lagu pop Bali berjudul “Cinta”, Wijaya beralih ke irama yang ceria.

“Saya mencoba menyanyikan lagu yang ceria dan romantis karena lagu-lagu sebelumnya sudah bertemakan kesedihan,” ujar Wijaya.

Lagu “Cinta” menjadi  istimewa bagi Wijaya, karena lagu ini merupakan hadiah, diciptakan oleh Tison karena Wijaya memenangkan lomba cover lagu “Cinta Ne Hilang” nyanyian Tison. Untuk merampungkan rekaman yang dirilis di bawah bendera J Voice Entertainment ini, Wijaya dibantu penata musik Wiwit Setyawan.

Sesuai judulnya, lagu ini menceritakan tentang rasa syukur karena sudah mendapatkan pujaan hatinya dan akan menyanyanginya selama-lamanya. Lirik-lirik romantis dibalut dengan iringan musik bernuansa pop band.

“Proses penggarapannya simpel saja, seperti pemilihan lokasi suting tidak terlalu mengeksplor banyak latar karena masih dalam situasi pandemic. Ya… semoga lagu ini bisa dinikmati pecinta lagu bali,” harap Wijaya.

Jaya Wijaya mengawali kiprahnya di lagu pop Bali setelah lulus SMA, saat ia kembali ke kampung halamannya di Bali, sekitar 2007. Ia pun mencoba menjajal sejumlah ajang kompetisi termasuk BRTV di Bali TV. Siapa sangka, ia lolos mewakili daerah Karangasem. Sejak itulah ia mulai banyak terlibat dalam acara-acara off air di sela-sela kesibukan kuliah. Akhir 2013, ia diajak bergabung untuk mengisi album kompilasi lagu pop Bali yang digarap kampus IKIP PGRI Bali (sekarang Universitas PGRI Mahadewa Indonesia).

Terlibat dalam beberapa rekaman, Jaya mengaku ada beberapa lagu yang berkesan sepanjang kariernya di dunia tarik suara. Sebut misalnya lagu “Truna Tiwas” tentang sakit hati seorang pemuda yang ditinggal sang pacar demi pria lain yang lebih kaya. Selain itu juga ada lagu “Rerama” tentang rasa terima kasih yang tak terhingga terhadap orang tua atau rerama. Jaya juga sempat menyanyikan lagu rohani berjudul “Astungkara”.

“Saya sangat senang sekali bisa ikut meramaikan dan mengajegkan budaya terutama bermusik Bali, bisa menambah banyak teman juga,” katanya.

Bagi Jaya Wijaya, pengalaman yang paling berkesan ketika menghibur di satu acara,  dari panggung ke panggung yang bagi saya merupakan satu ‘misteri’ tapi mengasikkan. Maksudnya, yang masih jadi misteri itu situasi di setiap tempat pentas, karena pasti berbeda baik dari selera, aliran musik, dan lainnya. Asyiknya ketika bisa menguasai panggung atau sukses menghibur. Bagi Wijaya, di sanalah kebanggaan yang sangat luar biasa. (231)

Jaya Wijaya

About the author