Begini kalau Yudi Kresna “Mekunyit di Alas”

Yudi Kresna

UNGKAPAN dalam bahasa Bali, makunyit di alas yang bermakna matemu dipopulerkan lagi lewat lagu. Adalah Yudi Kresna, biduan asal kota Negara yang menggunakan ungkapan itu sebagai judul lagu terbarunya yang mulai diperdengarkan ke publik sejak 11 Mei lalu.

“Mekunyit di Alas” menjadi lagu kedua garapan Sugata Medal yang dibawakan oleh Yudi Kresna setelah “Ampurayang” (duet bersama Dek Ulik). Untuk lagu terbarunya ini, Yudi mempercayakan penggarapan musik kepada Jiggo dari Palawara Music Company. Video musik sekali lagi ditangani Andy Duarsa.

“Ide lagu ini muncul berdasarkan pengalaman di masyarakat, banyak kejadian cinta lama bersemi kembali, dan dialami oleh mereka yang sudah berkeluarga. Ternyata banyak kejadian seperti ini,” ujar Yudi Kresna.

Lagu “Mekunyit di Alas” menuturkan kisah percintaan sepasang kekasih yang terhalang oleh restu orangtua perempuan. Akhirnya si perempuan dijodohkan dan menikah dengan laki-laki pilihan orangtuanya, sedangkan sang mantan masih menyendiri. Ternyata kehidupan rumah tangga si perempuan dengan pria pilihan orangtuanya tidak berjalan mulus. Menghadapi suami yang temperamental, akhirnya si perempuan memutuskan berpisah dan kedua orangtuanya menyerah.

“Setelah terjadi perpisahan terjadi, mungkin karena memang jodoh, si perempuan makunyit di alas, bertemu kembali dengan sang mantan dan terjadi CLBK, cinta lama bersemi kembali,” tutur Yudi Kresna.

Penyanyi bernama lengkap I Made Yudiantara ini mulai dikenal penggemar lagu Bali sejak pertama kali muncul 2006 di album “Nampang Semengan” bersama Putri Bulan. Sebagai penyanyi potensial saat itu, Yudi termasuk disayang produser Januadi Record, yang dalam waktu singkat membuatkannya album solo berjudul “Mancing”. Sejumlah lagunya yang sempat menjadi hits kemudian seperti “Rikala Adi Matilar”, “Ngeling”, “Kena Tanggung Jawab”, “Tanpa Aji”. Yudi juga sempat duet bersama Dek Ulik untuk lagu “Curhat” dan “Ampurayang”, bersama Putri Carangsari di lagu “Pekidih” dan bersama Agustin untuk lagu “Kantong Bolong”. (231)

About the author