Dinda: Kadang-Kadang Grogi, Kadang-Kadang Nggak

Dinda nyanyikan lagu “Denpasar Kota Budaya”

TAMPIL di hadapan banyak orang sembari menunjukkan kemampuan berolah vokal, bagi sebagian besar orang bukanlah hal mudah. Orang dewasa saja sering kali masih gugup atau grogi, apalagi anak-anak. Coba saja tanya kepada Dinda, penyanyi cilik yang belum lama ini memperkenalkan rekaman pertamanya, lagu “Denpasar Kota Budaya” dari album Alit Bali Gita Mahardika.

“Kalau disuruh tampil, kadang-kadang grogi, kadang-kadang nggak. Grogi ya karena dilihat banyak orang. Apalagi pernah lupa lagu,” kata Dinda yang mengaku senang lagu pop Bali karena ketika manggung biasanya ada gerakan menari juga.

Meskipun aktivitasnya di dunia Tarik suara mendapat dukungan kuat dari orangtua, bocah kelahrian 7 Oktober 2012 ini membantah kalau ia bergabung di sanggar dan sering ikut lomba karena dipaksa. “Saya menyanyi karena senang sendiri. Yang bikin senang, karena bisa ketemu teman-teman, lalu sering ikut lomba,”  ujarnya polos.

Awalnya ketika sekolah di TK saat umur 5 tahun, saat mendapat pelajaran menyanyi, bakat Dinda dilihat oleh Drs. I Gede Eka Putra, yang juga pimpinan Sanggar Eka Mahardika. Putri pasangan Putu Agus Wirawan dan Ni Luh Sekar ini pun diajak bergabung ke sanggar, diikutkan dalam berbagai kompetisi, hingga kesempatan rekaman.

Mungkin karena memang ketertarikan yang sangat kuat, ketika diminta mempelajari lagu “Denpasar Kota Budaya”, siswi Kelas II SDN 17 Pemecutan ini mengaku tak kesulitan. Bahkan hanya sehari mempelajari, ia sudah bisa menghapal lagu ini dan siap direkam. Di album Alit Bali Gita Mahardika pula, Dinda mendapat banyak pengalaman baru, termasuk berinteraksi dengan teman-teman sesama sanggar yang umurnya berbeda-beda.

Gadis cilik bernama lengkap Putu Adinda Savitri Putri Wirawan ini juga beruntung karena kedua orang tuanya sangat mendukung minat dan hobinya, mulai dari menyanyi, modeling, dan menari. Selain menyanyi, ia kerap mengikuti dan diminta mewakili sekolah dalam berbagai kesempatan lomba tari Bali. Bahkan sebelum pandemi, Dinda sudah lolos seleksi Pesta Kesenian Bali (PKB) mewakili kota Denpasar.

Apa mau dikata, karena situasi pandemi membuatnya batal tampil. Namun demikian Dinda yang menguasai cukup banyak tari Bali seperti Cilinaya, Kupu-Kupu, Manukrawa, Condong, Puspanjali, dan Panyembrama ini dapat mengalihkan kekecewaannya dengan menyanyi dan menuntaskan rekaman serta syuting video klip. (231)

About the author