
IDE boleh mengalir dengan lancar, namun eksekusinya belum tentu semudah dan selancar yang dibayangkan. Hal ini dirasakan betul oleh Motifora untuk lagu terbarunya “Hujan Tanpa Gulem”. Lagu yang dirilis pekan ini masih menampilkan lirik maupun video klip seperti karya Motifora sebelumnya, hanya soal musik ada warna baru yang muncul.
“Untuk lagu ini sebenarnya tidak ada inspirasi khusus, semuanya mengalir dan terbentuk begitu saja untuk konsep dan tema lagunya. Nah, prosesnya sangat panjang karena kami harus beberapa kali kita ganti jenis musik agar benar-benar pas seperti yang dibayangkan,” jelas Tunik, vokalis Motifora.
Ujung-ujungnya, ia dan kawan-kawan malah akhirnya memutuskan untuk membuat musik yang simpel saja dan menggunakan drum midi. “Selain itu, lagu ini seperti menjadi warna baru untuk musik Motifora dibandingkan lagu sebelum-sebelumnya,” tambah Tunik.
Kebaruan yang dimaksud salah satunya dengan menampikan kerjasama dengan Tu Karo dari Def Studio. Selain menangani proses mixing dan mastering, Def juga menggarap aransemen musik untuk “Hujan Tanpa Gulem”. Karenanya Tunik megatakan apa yang disimak oleh penggemar bisa jadi ini adalah warna baru bagi Motifora.
“Hujan Tanpa Gulem” mengisahkan tentang seorang pria yang tak bisa lagi menerima kehadiran orang yang pernah dicintai. Datang tiba-tiba saja bagai hujan tanpa mendung (gulem), manakala si cowok sudah senang dan berbahagia dengan pasangan yang baru. Padahal ketika sebelumnya ketika si cowok sedang terpuruk, entah kemana orang yang dicintainya menghilang.
Tresnane be hilang de buin ngarepang / adi metilar menyisain rase sakit / ne suba menghilang de buin ngingetang / krana beli suba bagia.. krana beli dini suba liang.. Suba bagia… / Adi teka skadi hujan tanpa gulem
Selepas rilis “Hujan Tanpa Gulem, Motifora langsung berencana mempersiapkan single selanjutnya sembari mempersiapkan materi di album ke 4. Saat ini mereka masih didukung formasi Tunick (vokal, gitar), Rheno (gitar melodi), Eri (bass), dan Anna (drum).
Grup yang berasal dari desa Munduk, kecamatan Banjar, Buleleng awalnya terbentuk dengan nama Motiforline ini awalnya memilih bermain di jalur pop rock alternative dan pernah penjadi finalis dalam ajang festival bergengsi yang digelar salah satu produk rokok, masuk 12 besar seleksi area Bali-Nusra. Selain itu juga band bentukan tahun 2019 ini pernah menjadi 10 besar di Festival Gong 2010 yang digelar JTV Surabaya. Di kalangan penggemar lagu pop Bali, band ini setealah muncul dengan nama Motifora di tahun 2015 dan dikenal luas berkat sukses lagu “Ngalahin Gumi”. Februari 2017 mereka merilis album ke-2 “Sang Dewi”, disusul album ke-3 “2117” yang dirilis tahun 2018. (231)