
MENYAMPAIKAN pesan-pesan spiritual lewat musik dan lagu, sudah cukup sering dilakukan sejumlah musisi atau penyanyi. Namun bagaimana bila yang melakukannya seorang tokoh atau pemuka agama? Tak banyak yang melakukan ini, terlebih untuk lagu rohani yang berisikan pesan Dharma, ajaran agama Hindu. Di tengah kelangkaan itulah, Ida Rsi Lokanatha muncul dengan satu album rekaman Gita Dewa Puja “Mahanandini”.
Ada 11 lagu yang terangkum pada album ini. Diawali dengan lagu “Siwa Nandini”, disusul “Ibu Pertiwi Bali”, “Jaya Durgha Maheswari”, “Catur Dewa Mahasakti”, “Dewi Saraswati”, “Krishna”, “Siwa Mahadewa”, “Sanghyang Siwa Loka”, “Bhairawi”, “Siwalatri”, dan “Maha Shanti”. Masing-masing lagu dikemas dalam balutan musik berbeda-beda mulai dari nuansa orkestra, gamelan, akustik, hinga suling.
Kepada wartawan di Denpasar, Jumat (16/8), Ida Rsi Lokanatha menyampaikan harapannya, album “Gita Dewa Puja Mahanandini“ bisa digunakan oleh seluruh umat Hindu untuk meningkatkan rasa baktinya kepada leluhur, dewa dewi dan Ida Sang Hyang Widhi. Hal ini sejalan dengan program Gubernur Bali, Nangun Sat Kerti Loka Bali khususnya Jana Kerti, agar dapat menggiring generasi muda mulai tergerak hatinya untuk lebih mencintai agamanya khususnya di Bali.
Dikatakan, ia menggarap album Gita Dewa Puja “Mahanandini” sebagai satu bentuk kepedulian terhadap umat. Jika menengok ke luar, seperti India, ada begitu banyak gita puja seperti untuk Dewa Siwa, dewi Saraswati, dan lainnya. Namun di Bali belum ada yang menggarapnya.
“Saya mencoba mengangkat local genius, bagaimana mengkombinasikan apa yang ada di Bali, dibalut nada, indotinasi, dan musik. Intinya saya mencoba melakukan, memberikan sesuatu yang kecil untuk satu tujuan yang besar ke depannya. Bukan untuk satu pengakuan, popularitas, tetapi berbagi kepada umat, agar umat dapat menikmati, merasakan, sekaligus melatih dan mengatur diri,” papar pemimpinya.
Jika kemudian terkesan bagaimana Ida Rsi Lokanatha mencoba melakukan pendekatan secara modern melalui musik untuk meningkatkan kesadaran spiritual umat, menurutnya semata karena metode ini termasuk mengena dan sesuai apalagi untuk generasi masa kini.
“Jadi saya tidak membentuk satu dogma, aliran baru, ini agar dipahami. Sekali lagu, saya bukan bentik aliran baru,” tegasnya.
Album Gita Dewa Puja “Mahanandini”, untuk tahap pertama telah dicetak sebanyak 5.000 keping dalam format CD audio, dan akan disebarkanluaskan sebagai “cinderamata” untuk yayasan, dan lembaga sosial lain. Keseluruhan lagu diciptakan Ida Rsi Lokanatha, di mana proses rekaman dilakukan di Sila Home Studio Recording. Rekaman juga didukung Ida Rsi Gayatri, dan Ayu Citta yang mengisi kekidungan.
Diharapkan, album Gita Dewa Puja Mahanandini bisa menjadi salah satu metode hipnoterapi dan relaksasi, apalagi jaman sekarang di mana tingkat stress dan emosi jiwa masyarakat makin meningkat. Beban hidup, masalah keluarga, fenomena kerauhan yang tidak jelas, kedewan-dewan, frustrasi, bunuh diri, pembunuhan, dan banyak lagi lainnya. Hal ini harus mendapatkan perhatian khusus untuk ditangani.
Ini bukan kali pertama Ida Rsi Lokanatha menggarap puja mantram ke dalam nada-nada musik dan merekamnya. Dua tahun silam, ia telah melepas album “Maha Mantram Dewa Puja”. Diakui untuk album pertama tak terlalu banyak dipromosikan. Alasannya, ia mengibaratkan satu bangun pesawat, di album rekaman pertama masih mencoba mencari-cari bentuk seperti apa. Di album ke-2 tahun ini, setelah ketemu bentuk mulai ditata lebih baik lagi, sehingga di album berikutnya nanti sudah bisa terbang atau berfungsi. (231)
