“Seperti Senja”, Inspirasi yang Jadi Kekuatan Truedy

Truedy1SETELAH menunggu cukup lama, akhirnya Truedy merilis video klip untuk lagu terbarunya yang berjudul “Seperti Senja”. Menyimak lagu ini, sepintas kesannya tak jauh berbeda dari lagu pertama “One Thing” yang terkesan muram, tentang penyesalan. Namun bedanya, kata Truedy, kali ini tentang penyesalan yang penuh harapan.

Kepada wartawan di sela-sela pemutaran perdana video klip “Seperti Senja” di Rumah Sanur, Senin (6/8), Truedy mengatakan lagu ini didedikasikan untuk mengenang kebaikan orang-orang dekat yang banyak berjasa dalam perjalanan hidupnya. Intinya tentang rasa menyesal karena gagal membalas jasa orang yang telah berbuat baik padanya, karena orang tersebut telah pergi. Seperti senja, sebentar merona indah sebelum malam menggantikannya.

Inspirasi “Seperti Senja” muncul manakala Truedy mengingat sosok pengasuh yang mendampinginya saat masih kanak-kanak di Malang.  “Kadang apa yang menjadi inspirasi bagi kita, kalau diingat-ingat bisa saja menjadi kekuatan kita. Saya rasa kalau kita terus ingat dengan kebaikan seseorang, bisa jadi akan penuh inspirasi. Kebaikan seperti itulah yang menjadi inspirasi saya menggarap Seperti Senja,” ujarnya.

“Seperti Senja” yang dipinang sebagai soundtrack film “Martabak Bangka” — yang akan beredar September mendatang — menjadi rekaman pertama Truedy yang direkam secara profesional. Proses rekaman dilakukan di Jakarta dan Denpasar secara terpisah. Penggarapan video klip nan apik yang ditangani videographer asal Jakarta, Aditya Rangga.

Pun, ini adalah lagu pertama Truedy yang menggunakan lirik berbahasa Indonesia. Soal ini, menurutnya bukan disengaja atau memang ada keinginan atau rencana ntuk membuat lagu berbahasa Indonesia. “Begini, ketika ada inspirasi membuat lagu ini, yang muncul ya bahasa Indonesia. Apa yang ingin saya ungkapkan lewat lagu ini, memang keluarnya lebih pas dan nyaman berbahasa Indonesia,” jelasnya.

Biduanita yang banyak dikenal karena menyanyi sembari bermain piano ini paham bila jenis musik yang dimainkannya bukanlah seperti musik pop kebanyakan yang mudah digemari dan menjadi hits. Apa yang dilakukan, menurutnya adalah memberi opsi lain bagi penikmat musik, suatu opsi yang mungkin tidak familiar. Walau demikian, itulah yang kemudian menjadi identitas musisi bernama lengkap Geertruedy Sabatini ini.

Kiprah wanita kelahiran 25 Mei 1991 ini di dunia musik tak lepas dari pengaruh lingkungan keluarga, yang juga banyak berkecimpung di musik. Memiliki orangtua yang keduanya musisi, memang tidak serta merta menjadikan Truedy yang dilahirkan di Malang menjadi musisi juga. Bahkan meskipun sedari kanak-kanak ‘”godaan” bermusik sudah muncul, toh kedua orangtuanya tak pernah menginginkan sang anak menjadi musisi pula.

Truedy awalnya hanya menyanyi, namun kemudian mulai bersentuhan langsung dengan alat musik khususnya piano pada umur 18 tahun setelah tinggal di Bali. Di pulau dewata, peluang Truedy untuk menyalurkan dorongan bermusik kian terbuka. Maka sembari kuliah, bisa menyalurkan keinginan dan hobinya bermusik, sekaligus mendapatkan penghasilan tentunya. Tak hanya bermain di hotel, ia juga mulai mencoba tampil di beberapa acara, yang makin memperkenalkan keberadaannya sebagai pianis sekaligus vokalis.

Sejak 2011 Truedy sudah mulai mencoba membuat sejumlah komposisi lagu, yang menjadi semacam catatan buku hariannya. Hanya saja karya-karyanya tersebut lebih untuk konsumsi sendiri, tidak direkam dan disebarluaskan. Namun dorongan kuat baginya bahwa kebanggaan seorang musisi adalah punya karya sendiri sebagai satu pencapaian, satu pembuktian, Truedy mulai mencoba merekam lagu pertama “One Thing” di tahun 2018. (231)

Truedy3
Truedy bersama sutradara video klip dan tim pendukung “Seperti Senja”

Truedy2

About the author