“The Gift of Love”, Dedikasi Erik Sondhy untuk Bali

Erik1
Erik Sondhy

PIANIS dari Bali, Erik  Sondhy menutup tahun ini dengan merilis album baru berjudul “The Gift of Love”. Ada beberapa hal menarik dan istimewa dari album solo piano ke-5 Erik ini. Selain musik yang dimainkan kali ini cenderung lebih nge-pop daripada jazz yang biasa dimainkan, album ini juga ia dedikasikan untuk tanah kelahirannya, Bali.

“Lagu-lagu yang ada di album ini bisa dikatakan true story, terinspirasi dari berbagai tempat yang ada di Bali. Saya malah jadi berpikir tiap tempat di Bali memiliki pesona, daya tarik tersendiri yang menggugah kreativitas. Karena itu saya malah berpikir untuk album selanjutnya akan ada lebih banyak lagi lagu yang saya ciptakan ilhamnya dari alam Bali,” papar Erik kepada wartawan di sela-sela persiapan penampilan untuk konser peluncuran albumnya di Ryoshi Japanese Restaurant, Seminyak, Rabu (19/12) siang.

Album “The Gift of Love” yang dirilis di bawah label Indojazia akan diedarkan hanya lewat platform digital , penjualan online dan sejenisnya.  Sebagaimana yang diungkapkan erik, 8 lagu yang terangkum di album ini, “Medewi”, “Moscow River”, “Alex and Vika Wedding”, “Hidden Canyon”, “Night Market”, “Always in My Heart”, “The Gift of Love”, dan “Excerpt Love” yang bertema cinta dan kehidupan, semuanya berlatar tempat atau alam Bali.

Dikatakan, semuanya mengalir begitu saja, saya tidak rencanakan secara khusus. Misalnya saat berkunjung ke Hidden Canyon, muncul ide menggarap musik. Mungkin karena itu pula musik yang keluar jadinya lebih soft, sederhana, natural apa adanya. “Jadi ya… album ini bisa dikatakan bukan album jazz yang seperti biasanya saya buat. Album ini terkesan lebih sederhana, tidak ada unsur improvisasi di dalamnya. Jika di album saya terdahulu, Abbey Road lebih ke genre jazz, hasilnya album terbaru ini nuansanya lebih ngepop,” ujar Erik.

Terdorong kecintaan akan alam Bali juga agar nyambung dengan lagunya, Erik merencanakan akan membuatkan video klip untuk keseluruhan lagu. Kecuali “Moscow River” yang berlatar Rusia, sisanya akan digarap dengan menampilkan nuansa tempat atau alam Bali.

“Hal mendasar yang kuat mendorong saya untuk merilis album ini adalah keinginan untuk membuat abum rekaman minimal satu album dalam setahun,” ucap Erik sembari menyebutkan untuk album kali ini tidak adanya keterlibatan rekan-rekan musisi yang lain untuk turut mengisi rekaman.

BERMUSIK SEJAK KECIL. Dilahirkan di Denpasar, 10 April 1975 dengan nama Eurysondhy Andrean John Imanuel Mangempis, sejak belia Erik yang menggemari band The Beatles ini sudah punya keinginan menjadi musisi terkenal. Sejak awal sukung dari pasangan seorang pria pemandu wisata asal Manado yang fasih berbahasa Belanda dengan seorang wanita penari dari Bali, Ni Luh Putu Sri Nulatri Sedani ini berlatih bermain gitar,  dan selanjutnya juga mulai belajar cara bermain piano.

Sempat “berkelana” di Bandung untuk melanjutkan sekolah sembari menimba pengalaman bermusik, Erik makin intens menggeluti jazz ketika sempat memutuskan tinggal di Yogyakarta. Di kota ini, Erik menemukan banyak teman musisi dan makin jatuh cinta dengan musik Jazz. Dari sini pula ia mengukir prestrasi secara nasional. Barulah tahun 2000 ia kembali ke Bali dan membentuk Jiwa Band bersama Rio Sidik (terompet), Ito Kurdhi (bass), Koko Harsoe (gitar) dan Sonny Riwis (drum). Setelah band ini bubar 2002, dengan formasi Erik (keyboard), Rio Sidik (terompet), Koko Harsue (gitar), Doddy Sambodo (bass) dan Oni Pah (drum) muncul Svara Band.

Tahun 2007, Erik memunculkan Erik Sondhy Project (ESP) dan merilis album pertamanya, “Introducing Trio 07”. Tahun 2012, Erik Sondhy Project bekerja dengan trio bernama Karma Jazz Trio, yang memiliki anggota Erik Sondhy (rhodes), Sandy Winarta (drum) dan Indra Gupta (bass) dan menghasilkan album berjudul “Karma”. Juni 2015, Erik Sondhy pergi ke London, Inggris, untuk merekam album ketiganya di Abbey Road Studio, yang dirilis tahun 2016. Album ke-4 “Meditation” dirilis 2017, dan yang terbaru “The Gift of Love” di tahun 2018. Sepanjang kariernya,  Erik banyak tampil dengan berbagai artis Indonesia juga musisi luar negeri. Ia juga acap mengisi festival musik jazz baik di Tanah Air hingga ke luar negeri. (231)

Erik2

About the author