
MASALAH sampah yang masih kompleks tak hanya mengundang keprihatinan, juga memunculkan banyak ide kreatif. Termasuk menggelar berbagai acara yang bertujuan memunculkan kepedulian hingga penyadaran masyarakat akan masalah sampah. Salah satu acara tahunan yang sedari awal dibentuk memang konsisten menyuarakan masalah sampah adalah TrashStock Festival. Tahun ini, TrashStock akan digelar 4-5 Agustus di Kuldan Kitchen & Space, Guwang, Sukawati, Gianyar.
Sebagaimana disampaikan Hendra Arimbawa, co-founder TrashStock, festival tahunan ini diharapkan dapat memberi perspekstif seni yang lebih kritis dalam menanggapi usu sampah yang merusak ekosistem. “Habitat hewan yang seharusnya kita jaga, terancam rusak oleh sampah yang kita hasilkan, Padahal, manusia dan hewan harus hodup berdampingan dan saling memerlukan,” ujarnya kepada awak media di Denpasar belum lama ini.
Karenanya, sejak awal hingga gelaran ke-4 ini, TrashStock tetap memadukan tiga unsur, yakni Musik, Artistik, Plastik sekaligus mengusungnya sebagai tema acara. Dari tiga unsur pula ini kemudian diwujudkan ke dalam program edukatif dan kesenian selama dua hari . Beberapa program yang sudah disiapkan seperti workshop membuat kerajinan hewan dari sampah plastik, diskusi tentang sampah plastik bersama seniman, presentasi pentingnya pengolahan sampah, juga pameran kreativitas karya seni bertema lingkungan, seperti lukisan, karya instalasi, video, fotografi, dan pertunjukan musik yang menyuarakan kepedulian lingkungan.
Untuk pergelaran musik, Hendra menjelaskan, dari tahun ke tahun makin banyak musisi yang ingin turut ambil bagian. Namun karena keterbatasan durasi penyelanggaraan acara, juga mempertimbangkan tema acara, penyelenggara harus melakukan seleksi dan menyisihkan beberapa band. Panggung pertunjukan TrashStock Festival 2018 akan diisi antara lain oleh Geeksmile, Pluto, Lily of The Valley, The Hillkillies, Supersoda, Antrabez, Spin Sugar, Marco Punx Bali, Alien Child, Matilda, Nymphea, Matilda, dan Krisna Floop. (231)
