Sukses Bali Blues Festival 2018, Tahun Depan “Ditantang” Hadirkan John Mayer

BB2
Ginda Bestari dan Sound of Mine, featuring Jim Larkin

GELARAN 2018 Bali Blues Festival (BBF) sudah berlalu, 11-12 Mei lalu. Memasuki penyelenggaraan ke-4 kalinya, BBF tetap digelar di Peninsula Island, Nusa Dua. Bahkan ajang tahunan ini kian mengukuhkan diri sebagai salah satu agenda unggulan Indonesia Tourism Development Centre  (ITDC) Nusa Dua sebagai pendukung utama. Ada beberapa catatan menarik dari BBF tahun ini, mulai dari teknis penyelenggaraan hingga “mimpi besar” untuk penyelenggaraan tahun depan. Salah satunya “tantangan” untuk menghadirkan musisi dunia John Mayer khusus di BBF.

Ya, selama dua hari menampilkan musisi-musisi andal dari Bali, nasional, hingga luar negeri seperti Belanda dan Malaysia, BBF cukup menarik perhatian peminat musik. Meskipun sejumlah penonton setia mengaku, karena memang pilihan musiknya sangat segmented, dari segi capaian jumlah penonton memang tidak membludak, tapi pangsa pasarnya sudah sangat jelas. Tak sedikit pula wisatawan mancanegara dan lokal berbaur dengan penikmat musik dari Bali sendiri.

Satu perbedaan mencolok, BBF 2018 menghadirkan dua panggung berdampingan, Nusa Stage dan Bali Stage. Dengan demikian pertunjukan bisa terus bergulir secara mulus tanpa perlu banyak cuap-cuap MC mengulur waktu sembari menunggu kesiapan tampil band selanjutnya. Lain dari itu, pilihan Pregina Art selaku event organizer untuk menghadirkan kesan reggae melalui sosok Joni Agung yang “direkayasa” untuk menyatu dengan bluesers. Alhasil, satu pementasan yang cukup menarik perhatian.

“Ya, ini memang menjadi salah satu ide kreatif kami, menawarkan konsep kolaborasi, adanya reggae yang dipadukan dengan blueser lintas generasi, juga ada The Hydrant dengan warna rockabily  hingga perwakilan negara lain yang juga berkolaborasi dengan blueser di Bali,” komentar Agung Bagus Mantra dari Pregina.

Jika gelaran tahun lalu berakhir kurang nyaman karena didera hujan lebat di akhir hari ke-2 acara, BBF 2018 ditutup dengan  mulus. Meskipun sebagian besar penonton memang dari kalangan dewasa, namun tak sedikit pula penonton muda yang berbaur. Di hari ke-2, cukup banyak penampilan yang menyedot perhatian, mulai dari penampilan Ubud Bluesers, Bali Guitar Club yang dikomandani Balawan, Black Shadow in Blues yang juga membawakan lagu ikonik “Still Got  The Blues” (Gary Moore), band lawas Crazy Horse yang sempat memainkan “Another Brick in The Wall” (Pink Floyd), juga gitaris muda ibukota Ginda Bestary yang berkolaborasi dengan Sound of Mine, yang lagi-lagi menghadirkan blueser gaek Amerika yang belakangan kerap muncul di Bali, Jim Larkin. Sebelumnya, gelaran hari pertama menampilkan Sundown Blues Jamz, Malaysian Blues Bothers, The Souled Out with North Bali Crossroad, Fernando with Ronalggang, Jakarta Blues Factori feat. Dikta Wicaksono, dan ditutup penampilan Gugun Blues Shelter.

Melihat hasil penyelenggaraan yang makin kuat dan kian jelas segmen pasarnya, tak heran jika seluruh stake holder yang mendukung  acara termasuk semua hotel di area ITDC serta Pemkab Badung dan Kementerian Pariwisata sepakat  memperkuat fondasi BBF ke depan dengan mencanangkan artis untuk branding Bali endorser. Menurut Bagus Mantra, salah satu nama yang disebut-sebut adalah musisi John Mayer dan beberapa nama lainna. “Ya, ada beberapa nama yang kami canangkan, semoga mendapat respon dari mereka. Selain kita memang harus segera memliki art stadium concert supaya aman melakukan pergelaran yang secara investment event concert cukup tinggi. Jadi infrastrukur di kawasan yang mendukung dan strategis adalah sangat penting ,” demikian Bagus Mantra. (231)

BB1
Rama Satria
BB3
Crazy Horse Bali Floyd

About the author