
OLAHRAGA dan musik bisa menjadi aktivitas atau hobi yang saling mendukung. Jika banyak musisi yang gemar olahraga, sedikit berbeda dengan band dari Singaraja yang satu ini. Berawal dari kesamaan hobi, sama-sama mendukung tim basket di sekolah, mereka juga suka latihan musik bersama. Ujungnya malah membentuk grup band dengan nama Enemy or Friend (EoF).
Tak sekadar iseng, empat remaja pendukung grup ini juga serius ingin berkarya di musik. Hasilnya, satu single berjudul “Pergi” berikut video klipnya baru saja mereka perkenalkan ke publik. “Cerita lagunya sederhana saja, tentang seorang cowok yang ingin move on dri mantannya,” jelas Yona Krisna, gitaris EoF kepada mybalimusic.com.
Lagu “Pergi” juga bukan satu-satunya karya band yang dibentuk 17 Juni 2015 ini. Beberapa lagu juga seperti “Mengingatmu Kembali”, “Rasa Ini”, “Sahabat Sejati”, dan “Musuh atau Teman” sudah siap dikemas dalam bentuk mini album bertajuk “New Beginning” yang akan dirilis dalam waktu dekat.
Bercerita soal pemunculan EoF, Yona Krisna menjelaskan, sedari awal dibentuk, band ini didukung formasi Widiana (vokal), Yona Krisna (gitar), Bagus Khrisna (bass), dan Gana (drum). Awalnya mereka adalah pemain basket dalam satu tim di sekolahnya, SMP 1 Seririt. Karena sering latihan dan ngeband bareng, akhirnya mereka sepakat untuk membentuk sebuah band. Mereka pun sangat antusias untuk memajukan musik di sekolah, yang sebelumnya kerap dipandang sebelah mata.
“Tujuan awal kami membentuk band ini yak arena ingin memajukan musik di sekolah karena memang sebelumnya kurang ada yang mendukung baik dari pihak sekolah maupun dari siswa. Karenanya kami ingin membuktikan kalau kami mampu,” jelas Yona Krisna.
Soal nama Enemy or Friend yang jika diartikan musuh atau teman, konon muncul karena ketika mereka membentuk band tersebut masih duduk di bangku SMP dan mengikuti ekstra basket. Dalam pertandingan tentu kalah menang menjadi soal biasa, akan tetapi menerima kekalahan dengan legowo tentu luar biasa.
Dalam masa-masa labil itulah kadang dalam pertandingan tersebut masing-masing personil kerap terpancing emosi dan berseteru dengan pemain lainnya. Namun, karena merupakan siswa satu sekolah bagaimanapun mereka bermusuhan akan berteman kembali. “Disenggol sedikit kita marahan, tapi ujung-ujung pasti baikan, inilah yang melatarbelakagi nama EoF,” demikian Yona Krisna dan teman-temannya yang meskipun kini beda SMA namun masih kompak dalam bermusik.
Sadar kalau nilai jual satu band bukan hanya masalah kemampuan atau skill bermusik, EoF juga berupaya menunjukkan penampilan atau perfomance yang memikat. Mengusung warna musik pop rock, EoF juga tak segan menyebut nama band nasional semisal Noah sebagai salah satu inspirasi. Untuk mengasah kemampuan sekaligus memperkenalkan keberadaannya, EoF juga kerap mengikuti ajang kompetisi musik baik di seputaran Singaraja hingga ke Denpasar. Mereka pun kini tergabung di Seririt Musician Community (SMC). (231)
