
MENYEBUT nama musisi jazz di Bali, kiranya tak dapat dilepaskan dari kiprah sosok yang satu ini, Ito Kurdhi. Sejak datang ke Bali awal 90-an, hingga akhirnya memutuskan untuk tinggal di Bali, dan bermusik di sini, ia sudah identik dengan musik jazz. Selain main bersama sejumlah band di berbagai acara di dalam dan luar negeri, pemain bass ini juga sempat mendukung rekaman musisi lain, pun menghasilkan rekaman sendiri. Melengkapi diskografinya, belum lama ini ia merilis album baru “Terbang Melayang”.
Kali ini, Ito Kurdhi mengusung bendera Chemistry, bersama Diah Gayatri (vokal), Micha Johnston (drum) dan Kevin Valencia S. (keyboard). Selain tembang terbaru “Terbang Melayang”, Ito dkk. juga meng-cover empat lagu dari empat nama tenar dunia, seperti lagu “Smell Like Teen Spirit” (Nirvana), “Isn’t She Lovely” (Stevie Wonder), “Message in the Bottle” (The Police) serta Eleanor Rogby (The Beatles). Tanpa menghilangkan ruh lagu aslinya, semua lagu tersebut dibawakan dengan warna dan nuansa yang berbeda dari aslinya. “Jadi jangan berpikir akan mendengar Smile Like Teen Spirit seperti yang biasa didengar aslinya Nirvana,” ujar Ito.
Kepada mybalimusic.com Ito mengaku senang dan puas dengan hasil rekaman albumnya kali ini. Ia pun menikmati proses pembuatan album ini. Tak berlebihan jika Ito berharap album “Melayang” yang secara nasional diedarkan melalui label DeMajors dapat diterima dan disukai pecinta musik jazz di Tanah Air.
Setelah sebulan lebih beredar, juga diperkenalkan tiap kali ada kesempatan pentas, Ito tak memungkiri banyak yang suka dengan materi lagu-lagu yang ada di album “Melayang”. Bukan hanya penikmat musik dalam negeri, namun juga turis atau tamu asing yang menyaksikan penampilan Ito dan Chemistry.
“Mereka bilang musiknya terbang fresh. Bule-bule juga suka lagu Melayang walaupun ngga ngerti bahasa di lagu itu. Kata mereka, musiknya cukup komunikatif,” cerita Ito.
Musisi yang dilahirkan dengan nama Ahmad Trisetyoadi yang kemudian lebih banyak dikenal sebagai Ito Kurdhi ini sudah tertarik dengan musik sejak remaja. Tak heran jika kemudian ia memutuskan untuk melanjutkan kuliah di jurusan pendidikan musik IKIP Negeri Jogjakarta dengan gelar S.P.Mus (Sarjana Pendidikan Musik). Memang akhrinya kemudian ia merasa lebih menjiwai bermain musik daripada menjadi guru pengajar musik, walau sesekali ia juga menularkan kemampuannya kepada musisi-musisi muda dalam berbagai kesempatan.
Dalam bermusik, Ito yang selain merilis rekaman sendiri juga sempat mendukung rekaman musisi lain termasuk bersama Balawan ini banyak dipengaruhi oleh permainan Stanley Clark, Jaco Pastotrious, Marcus Miller, Miles Davis, Herbie Hancock, Chick Corea, Charlie Parker, John Coltrane, laporan Weather, Quincy Jones. Meskipun kuat dengan latar belakang musik jazz, juga lebih sering bermain jazz, namun Ito juga biasa bermain funk, soul, samba, salsa, bahkan reggae, serta RnB dan Hip Hop Music.
Ia mulai melakoni aktivitas sebagai musisi profesional di Bali sejak tahun 1990 sebagai pemain piano. Ia kerap memainkan lagu standar jazz di beberapa hotel di Bali seperti: Sanur Beach Hotel, Grand Hyatt Hotel, Four season dan Mozaic. Selain bermain piano juga sebagai pemain bass. Tak hanya dengan musisi Indonesia, sepanjang 2001 -2005 ia juga sempat bergabung dengan band campuran internasional (Amerika, Kanada, Australia, Inggris) dan tampil di berbagai Negara seperti Dubai UEA, Diego Garcia South Africa, Sanghai dan GuangZhou, China. Ito juga kerap tampil di sejumlah festival musik seperti Java Jazz Fest, JakJazz Fest, Sanur Village Festival,, Ubud Village Jazz Fest, Pasar Jazz – Indonesia. Penang Jazz fest, KK Jazz Fest Malaysia, Singapore Jazz Fest dan masih banyak lagi. Selain bersama band sendiri, Chemistry, Ito juga sempat bermain bass untuk RSQ (Rio Sidik Quartet). (231)
