The King’s Of Revolutions: Ketika Musisi Senior Ngumpul dan Berkarya

The King’s of Revolutions, dari kiri ke kanan: Idham Noorsaid, Gus Alit, Ajik The Kings, Gus Kobar, Wayan Cetu, dan Kadek Pago

BELANTIKA musik Bali kedatangan satu grup band baru, namanya The King’s of Revolutions. Nama boleh baru, namu grup yang memainkan musik reggae ini didukung musisi-musisi senior. Menandai pemunculan sekaligus perkenalan, mereka merilis single “Sing Percaya (Tugek)”.

“Ya ide lagu ini berawal dari fenomena ramainya perbincangan belakangan ini di media sosial seperti di Tiktok. Kami mengangkat tema lagu ini tidak bermaksud bagaimana-bagaimana, hanya ingin bertutur lewat lirik lagu,” komentar Ajik The Kings, vokalis sekaligus pentolan The King’s of Revolutions.

The King’s of Revolutions didukung formasi Ajik The Kings (vokal utama), Gus Kobar (gitar melodi), Kadek Pago (bass), Wayan Cetu (drum), Gus Alit (keyboard), Idham Noorsaid (brass), Judea (brass), dan Pande Tresna (perkusi). Ajik The Kings alias Nathaswara adalah musisi lawas yang di akhir 90-an malang melintang bersama Jun Bintang, Lanang, dan Gus Indra di grup Fatamorgana. Wayan Cetu sempat main bergabung di Joni Agung and Double T, sedangkan Idharm Noorsaid merupakan musisi nasional kawakan asal Jakarta yang kini bermukim di Bali.

“Kenapa kami memilih musik reggae, karena latar belakang kami semuanya memang bermain musik asal Jamaika ini. Mungkin kalau menyebut musik reggae di Bali, publik mengacu pada satu dua grup yang terkenal. Pemunculan kami bukan untuk bersaing, tapi untuk bersanding, sama-sama meramaikan musik di Bali,” ujar Ajik The Kings.

Di bawah bendera Nathaswara Record, The King’s of Revolutions dibentuk tak hanya iseng dan sekadar kumpul-kumpul. Lebih dari itu, grup ini memang dipersiapkan secara matang untuk berkarya, pun dengan pengelolaan yang terencana mulai dari komitmen keanggotaan hingga pendaftaran karya dan pengurusan publikasi melalui berbagai kanal musik digital.

“Kami awali dulu dengan single Sing Percaya (Tugek). Menyusul nanti single kedua Pelangi 2024, yang kami siapkan untuk memberi inspirasi di tengah suasana menjelang pemilu. Target kami, November album pertama The King’s of Revolutions akan kami luncurkan,” jelas Ajik The Kings.

Semangat untuk memiliki rekaman karya sendiri tentu saja didukung semangat kuat seluruh personel. Bukan hanya rencana, 10 lagu yang akan mengisi album pertama sudah jadi. Hanya menunggu momentum rilis saja. Sepuluh lagu yang akan mengisi album pertama The Kings of Revolutions adalah Love is Wonderfull, Cinta Buta, Jeg Jalanin, Milu-milu Tuwung, Sampun Suwe, Dumadak Kamu Bagia, Ulah Elah, Tekek Metimpal, dan Akhiri.

“Kami sengaja menggarap lagu ke dalam beberapa bahasa, ada yang berbahasa Bali, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Tentunya menjadi harapan kami pula, karya The King’s of Revolutions nantinya bisa diterima berbagai kalangan,” demikian Ajik The Kings. (231)

About the author