
MEMUNCULKAN ciri khas wajib hukumnya bagi musisi atau penyanyi, kalau memang ingin dikenal dengan cepat dan mudah diingat. Ada banyak macam musik, ada banyak macam goyang, sebut misalnya pogo. Lalu seperti apa kalau Pogo Kerauhan?
Tak heran kalau melihat siapa yang membawakan lagu ini, tiga musisi bergaya unik, Wira Caipyot (vokal, bass), Etha (gitar), dan Como (drum) yang mengibarkan nama Bandares. Uniknya, mereka tampil dengan pakaian ala pemain bondres.
“Kalau Pogo Kerauhan, kita lihat sekarang kan begitu banyak macam jenis musik, termasuk yang lagi trend oaa oee. Nah, apapun jenis musiknya, asyik-asyik saja, namanya kesenangan kan beda-beda, tidak boleh saling sikut,” jelas Wira kepada mybalimusic.com.
Lagu Pogo Kerauhan yang dirilis Rabu (20/7) menjadi single kedua Bandares setelah TRM (Timpal Rasa Menyama) yang dirilis sekira dua bulan lalu. Sebagaimana lagu pertama, “Pogo Kerauhan” juga dibuat dengan lirik yang sederhana namun menggelitik. Selain itu musiknya pun mengkombinasikan berbagai macam genre mulai dari punk, ska, reggae, rock dan lainnya.
“Semua bercampur menjadi satu. Selain itu yang khas, intinya kami mencoba memberikan warna baru di belantika musik pop Bali,” jelas Wira.
Meskipun masih sangat baru, belum seumur jagung dibentuk, Bandares didukung orang-orang lama dalam musik yang sudah berteman cukup lama bahkan pernah bergabung dalam satu band juga dulu. Baik Wira, Etha, dan Como sempat mendukung beberapa grup, bahkan sama-sama pernah satu band.
Yang unik tentu saja keputusan untuk menampilkan Bandares dengan pakaian atau stelan lengkap kesenian bondres untuk menghibur di atas panggung. Menurut Wira, dari gabungan kata band dan bondres itulah muncul ide nama Bandares.
“Dengan basecamp di Gianyar, kami berusaha turut serta untuk mengangkat seni panggung dengan menggabungkan musik dan seni drama panggung, yaitu bondres,” demikian Wira. (231)
