Agus Yoga Lama Simpan Lagu “Nyangluh”

Yoga
Agus Yoga Acala

TELANJUR dikenal dengan lagu juga penampilan enerjik di atas panggung, Agus Yoga Acala tampaknya tak mau mengubah imej tersebut. Bahkan ketika tertarik dengan lagu “Nyangluh” ciptaan Gede Pranajaya, Agus Yoga tidak langsung membawakan lagu itu apa adanya. Ia malah membawakan “Nyangluh” dalam kemasan reggae sebagaimana tiga lagu sebelumnya. Menariknya, lagu ini juga tersimpan cukup lama.

“Sebetulnya lagu ini sudah lama jadi, mungkin ada setahun lebih, tapi saya simpan dulu. Ya sembari cari waktu yang pas untuk rilis,” jelasnya kepada wartawan di Denpasar, Jumat (11/1).

Soal irama, lagu “Nyangluh” yang awalnya lebih ngepop, menurut Agus Yoga jadi terasa lebih nyaman dan lebih dapat feel-nya saat dibawakan dengan irama reggae. Pranajaya juga sebagai pencipta tidak keberatan, dan Dek Artha sebagai arranger dapat menerjemahkan keinginan Agus Yoga dengan baik.

Lagu “Nyangluh”, menurut Agus Yoga, adalah lagu ringan dengan tema tentang pedagang kopi cantik yang banyak digemari karena adonan kopinya yang nikmat dan nyangluh, bahkan banyak yang rela antri. Tak tahan antri, ada yang nyelonong lewat belakang agar bisa dibuatkan kopi lebih dahulu. Meskipun demikian Agis Yoga tidak memungkiri, kata nyangluh sendiri dalam bahasa Bali jika diinterpretasikan berbeda, dikonotasikan negatif, bisa saja.

Dengan rilis lagu “Nyangluh”, Agus Yoga berharap bisa tetap mempertahankan eksistensi di blantika musik pop Bali, sekaligus juga makin banyak dikenal. Soal penampilan di panggung yang enerjik, menurutnya memang sudah menjadi ciri khas dan dia sendiri menikmati itu. Saking lekatnya dengan kesan ini, Agus Yoga mengaku belum percaya diri untuk tampil membawakan lagu pop yang berirama slow. “Lagu pop yang slow ada, bahkan sudah direkam, Cuma belum dikeluarkan. Saya tidak yakin kalau di panggung bisa tampil dengan baik untuk lagu slow, karena sudah terbiasa enerjik. Terbukti, pernah satu pementasan, saya tampil membawakan lagu lain, penonton biasa saja seperti tak ada respons. Tapi ketika saya bawakan Be Toke Toke, semuanya ikut menyanyi,” kilahnya.

Dilahirkan di Selat, Karangasem, 11 Maret 1982, Agus Yoga Acala menuturkan, keterlibatannya menyanyi dan rekaman lagu pop Bali justru berawal dari kebiasaannya suka keliling atau keluyuran. Oleh sang istri yang paham hobinya, Agus Yoga kemudian dibelikan seperangkat alat musik dan rekaman agar lebih betah di rumah. Menariknya, ia sendiri tak percaya diri dengan kemampuannya menyanyi. Hingga pertemuan dan obrolan dengan penyanyi Bayu KW mulai memunculkan rasa percaya dirinya.

“Be Toke Toke” ciptaan Dek Artha dan Gus Nox menjadi lagu pertama Agus Yoga yang direkam dan diedarkan secara luas di paruh pertama 2016. Di luar dugaan, lagu ini mendapat sambutan bagus dan mulai mempopulerkan namanya. Tak hanya di seputaran Karangasem, Agus Yoga juga kerap diundang tampil mengisi acara hingga ke Buleleng dan Negara. Jika rekaman pertama membawakan lagu bernuansa koncak, sejak rekaman kedua “Om Swastiastu” ciptaan Komang Raka  tahun 2017, Agus Yoga mulai beralih membawakan irama reggae.  Dibuktikan dengan lagu “Janji Ngantos Mati” ciptaan Komang Raka, dan “Eling” ciptaan De Jhon di tahun 2018. (231)

Yoga2
Agus Yoga Acala bersama sang pencipta lagu, Gede Pranajaya

 

About the author