Heny Janawati : Setelah Carmen Berlalu

Heny 2
Heny Janawati

SUKSES pementasan “Carmen” di Gedung Ciputra Artpreneur, Jakarta, 16-17 April lalu, menyisakan kesan yang begitu mendalam bagi Heny Janawati. Bukan semata lantaran dipercaya sebagai pelakon utama, memerankan sosok wanita Gipsy bernama Carmen, namun juga karena ia merasa menemukan kembali passion tampil dalam lakon opera.

“Karenanya setelah pementasan Carmen berlalu, saya kembali ke Bali, terasa sepi, sementara saya masih ingin melakukan sesuatu. Karenanya saya mencoba mengajukan diri untuk satu audisi pementasan di Singapura. Sekarang masih menunggu jawaban dari sana,” ujarnya kepada mybalimusic.com di Denpasar belum lama ini.

Lakon “Carmen” karya karya Georges Bizet baru kali ini dipentaskan di Indonesia. Sutradara panggung di datangkan dari Belanda. Mr. Jos Gronier dan Opera Coach Brian Masuda yang sudah berpengalaman di bidang opera di Eropa. Karena opera aslinya memakai bahasa Perancis, maka kehadiran Happy Salma sebagai narrator yang sangat ekspresif dalam bahasa Indonesia membuat pementasan ini terkesan lebih bersahabat bagi penonton, bahkan bagi yang belum familiar sekalipun dengan opera.

“Ini pengalaman yang luar biasa untuk tiang karena dipercaya untuk memerankan Carmen lagi, setelah pernah memerankannya di Ceko dan Canada. Apalagi dengan cast yang semua orang Indonesia, sangat bangga bisa tampil dengan mereka,” terang Heny.

Menurutnya, bagian tersulit dari pementasan Carmen adalah mengendalikan gejolak emosi pada saat menyanyi, karena temperamen Carmen yang berubah-ubah seperti angin, maka diperlukan ketenangan, bagaimana menyanyikan bagian-bagian tertentu dari opera tersebut sambil menyanyi.

Menariknya, lantaran tampil memukai sebagai Carmen, banyak usulan dari seniman dan musisi Jakarta agar Heny pindah ke Ibukota saja untuk lebih mengembangkan kariernya di sana. Bisa dimaklumi, peluang untuk berkiprah di seni modern memang lebih terbuka di Ibukota. Namun demikian, belum terbersit dalam benak wanita kelahiran Buleleng ini untuk meninggalkan lagi tanah kelahirannya.

Sebelumnya, penggemar seni pertunjukan khususnya musik di Indonesia lebih mengenal Heny Janawati sebagai penyanyi seriosa. Putri IGBN Ardjana (alm.) salah satu tokoh seni musik Bali ini mulai intens menggeluti seni suara sejak remaja melalui berbagai ajang lomba, hingga menjadil penyanyi profesional di sejumlah tempat hiburan dan mengisi acara pesta perkawinan. Sekalipun ayahnya seorang tokoh seni suara, Heny yang sudah sejak semula tertarik dengan seriosa malah belajar menyanyi secara otodidak.

Pertemuan dengan seorang tamu dari Kanada yang terpesona dengan olah vokalnya, membuat bungsu dari empat bersaudara ini berkesempatan mendapat sponsor belajar vokal di Kanada. Maka tahun 2002 berangkat ke luar negeri dan mengambil kuliah umum classical voice di Kwantlen College (general study) dan Vancouver Community College (classical voice major). Berlanjut 2008  ia mulai kuliah di University of British Columbia, Vancouver, Kanada. Sejak itulah terbuka kesempatan baginya untuk berperan dalam sejumlah pertunjukan opera, termasuk Carmen.  Hingga 2013, Heny pulang kampung ke Bali. Ia pun melanjutkan kiprah seninya dengan mendirikan sekolah vokal StaccatoBali: Vocal Technique and Performing Arts.*231

Heny 1
Heny Janawati dalam lakon opera “Carmen”

About the author