Untuk Lagu Bali, RPSG Sediakan “Ladang Beton”

RPSG
Grup band RPSG Bali

SATU lagi grup band yang membawakan lagu berbahasa Bali siap unjuk karya. RPSG, grup yang belum genap berumur setahun, Minggu 16 November ini akan meluncurkan album perdana mereka dalam satu pertunjukan di salah satu rumah makan di kawasan Sanur. Untuk meramaikan blantika lagu Bali, RPSG menyiapkan lagu unggulan “Ladang Beton” dari album berjudul “Heal The Soul” itu.

”Album ini berisikan delapan Lagu berbahasa Bali, di antaranya A I U E O, Pengangguran, Ladang Beton, Sebet Liang, Satya, I Just Wanna Say, Punyah, dan Pecil Lele,” jelas Phaii, vokalis sekaligus pemain gitar RPSG.

Menurut Phaii, tema lagu “Ladang Beton” yang dipilih sebagai andalan, muncul dari keprihatinan mereka melihat makin meluasnya peralihan lahan persawahan menjadi bangunan-bangunan beton. “Banyak ladang yg masih menghijau kini berubah menjadi abu-abu, tawa kecil anak-anak petani yang dulunya bercanda riang gembira di pematang sawah kini tak terdengar kembali. Yang kami takutkan dalam beberapa dekade ke depan tidak lagi ada sawah dan petani. Sekarang saja petani sudah mulai berkebun beton,” jelasnya.

Ditambahkan, pembuatan album perdana RPSG banyak didukung musisi senior seperti Made Bawa (Lolot), Donnie Lesmana, Lanang “Botax”, Tude, Yori (d’ubud), Gus Bim, juga Hendra “Gecko” . Peran musisi-musisi ini tak lepas dari kiprah, pemunculan RPSG yang awalnya adalah band untuk sound check Lolot Band. Setelah mereka mencoba memainkan lagu sendiri, Dedy yang menjadi produser Lolot Band, tertarik untuk membuatkan mereka satu album sendiri.

Dengan latar belakang personel yang beragam, membuat RPSG mantap tampil sebagai grup yang tidak lazimnya, tidak mainstream. Phaii, sang vokalis yang menulis semua lagu di RPSG sudah berpengalaman di musik underground, pernah menjadi bassist di rup Total Vandal, juga vokalis dan gitaris di grup SHDN. Baginya, ini pengalaman pertama kali membuat lagu berbahasa Bali. Kancring sang gitaris pernah menjadi kru salah satu band besar di Bali, juga kru di Lolot Band. Wendy yang bermain bass adalah additional bass di Lolot band. Terakhir, Komang, sang drummer adalah mantan personel D’chellzeus.

“Kami memasukkan banyak aliran musik dalam album ini mulai dari bossas, psychobilly, punk rock, funky, juga aliran sesat hahahaha …” gurau Phaii sembari tertawa. *231

About the author